“Kalau dengan maaf semua selesai, maka penjara sepi!”
hari ini saya menyadari, kenapa pernah terjadi 2000 tahun yang lalu seseorang harus Mati menebus kesalahan, karena pengampunan TIDAK CUKUP untuk mengobati sebuah kesalahan.
Dunia butuh tebusan. Harus ada yang menanggung kesalahan.
Karena maaf tidak cukup lah, maka 1 orang dipersiapkan MATI untuk menanggung kesalahan banyak orang yang percaya (hanya yang percaya).
bagaimana dengan kasus Ahok?
let say,
bagi orang yang percaya bahwa Ahok harus MATI menebus kesalahannya, maka hanya pada kematiannya lah terdapat keadilan. bila ahok gagal mati? maka kita akan mengejar Presiden yang diyakini sebagai PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB.
ini juga pernah terjadi Di GOLGOTA.
pertanyaaannya :
jika memang kita tidak mampu untuk BENAR BENAR BENAR, siapa yang akan menanggung setiap kesalahan kita?
Jika mati menjadi dasar keadilan, harus berapa kali kita mati?
what i’m saying is :
Pada waktunya setiap orang pasti akan mengalami “KESALAHAN YANG MEMBUTUHKAN PENGAMPUNAN”. Orang yang pernah mengalami prngampunan lah, yang akan merasakan betapa berharganya pengampunan!
pernah diampuni oleh polisi saat ditilang? lalu anda masih bilang Polisi ga adil?
biasanya Polisi menjadi tidak adil dalam pikiran kita bila kita di tilang yang lain tidak. Bila kita yang luput dari tilang? ahhh… itu karena saya bernasib baik ( Anak HOKi).
Pengampunan adalah mata kuliah kehidupan yang paling mahal dan sulit lulus.
View on Path